Sunday 21 February 2016

Katakese (Kursus) Persiapan Perkawinan

Ada yang spesial ini pas Valentine, tentu bukan hal-hal yang berbau romantis-romantisan ya! kayak gak tau L aja, jauh beud dia dari kata lomantissss. Yang bikin spesial adalah karena tgl 13-14 Februari kemarin, gue dan L ikutan Kursus Persiapan Perkawinan yang belakangan oleh Romo Yahya judul kegiatannya diperbaiki dari "Kursus" menjadi "Katakese", mengapa? karena kegiatan ini tujuan utamanya bukan untuk dapat sertifikat KPP (walaupun sebenarnya iya) yang diperlukan sebagai salah satu syarat kanonik tetapi lebih untuk pembekalan calon pasutri yang akan membina hubungan pernikahan. 

Kami berdua mendaftar KPP di Sekretariat Gereja St. Monika dan rencana awalnya memang KPP akan diadakan disalah satu ruangan yang ada di komplek gereja. Namun dua minggu sebelum pelaksanaan KPP, kami dikonfirmasi bahwa tempat pelaksanaan dipindah ke Aula Gereja St. Ambrosius - Vila Melati Mas karena ruangan gereja yang akan dipakai sebelumnya sedang direnovasi. Untuk syarat-syarat yang diperlukan untuk mendaftarkan diri ikut KPP bisa baca tulisan gue yang ini.

Gereja St. Ambrosius - Vila Melati Mas (dokumentasi pribadi)
Sesuai jadwal yang diberikan Panitia penyelenggara KPP, hari Sabtu tgl 13 Feb 2016 kegiatan akan dimulai pukul 16.00-21.30, lalu dilanjutkan hari Minggu tgl 14 Feb 2016 mulai pukul 10.00-21.00 Padat ya jadwalnya? belum apa-apa udah kebayang bakalan bosen nih hihihi... Total peserta yang hadir ada 40 pasangan dan 3 single. Single disini maksudnya mereka mengikuti KPP terpisah dengan pasangannya, misalnya karena pasangannya sedang berada di luar negeri dan tidak memungkinkan untuk ikut KPP bersama.

Gue bahas sedikit ya apa saja topik-topik yang kita dapatkan selama KPP ini:

Sabtu, 13 Februari 2016

1. Hukum Perkawinan Gereja
    dibawakan oleh Romo Yahya - Pastor Paroki St. Monika
Disini kami diberikan penjelasan mengenai intisari Perkawinan sesuai dengan Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1983, Kanon 1055 yaitu "Dengan perjanjian, pria dan wanita membentuk kebersamaan seluruh hidup; dari sifat kodratinya, perjanjian itu terarah pada kesejahteraan suami­ istri serta kelahiran anak; oleh Kristus Tuhan, perjanjian perkawinan antara orang-orang yang dibaptis diangkat ke martabat sakramen." 
Selain itu Romo juga memberikan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persiapan menuju perayaan perkawinan, termasuk diantaranya persiapan mental, persyaratan kanonik, persiapan teks misa, gladi perayaan, dan lain-lain.

2. Hukum Perkawinan Sipil 
dibawakan oleh Bp. FX. Hermawi Taslim - Lawyer & Tokoh Politik
Untuk melengkapi wawasan kami mengenai arti dari perkawinan itu sendiri, selain dari sudut pandang gereja, kami juga diberikan pemahaman dari sudut pandang perkawinan sipil. Yang gue tangkap pada sesi ini yang terutama adalah bahwa pernikahan di Indonesia dianggap sah bila telah dilaksanakan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing (adat/ agama). Namun sebagai Warga Negara yang baik, kita harus mencatatkan pernikahan kita ke catatan sipil. Catatan Sipil ini sifatnya pasif ya, jadi kita sendiri yang harus mendatangi mereka. Nah ada pertanyaan nih, gimana kalau nikahnya (pemberkatan pernikahannya) di luar negeri? Jika ada kasus kayak gini, kita dapat mencatatkan pernikahan kita maksimal satu tahun setelah kembali ke Indonesia (detail ngurusnya gimana, maap ya gak nanya hehehe...)
Ohya, ada yang beda nih dari pemahaman Hukum Perkawinan Gereja dan Sipil. Kalau hukum gereja mengatakan jika syarat perjanjian telah terpenuhi (ada calon mempelai pria dan wanita, adanya Imam, dan 2 orang saksi) maka pernikahan dapat disahkan walaupun tanpa restu dari kedua orang tua mempelai, beda halnya dengan Hukum Perkawinan Sipil yang mengharuskan kedua mempelai mendapat ijin (restu) dari orang tua/ wali. 
Selain itu, juga dibahas mengenai Kawin Campur antara WNI dan WNA. 
Lalu yang gak kalah menarik adalah pembahasan tentang "Perjanjian Kawin" yang dibuat sebelum perkawinan dan dibuat di depan Notaris lalu didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat. Gunanya apa? untuk mengatur mengenai perjanjian pisah harta antara suami/istri. Ini hal baru bagi gue dan L, dan rasanya berguna juga loh terlebih lagi pasangan kita mungkin akan menjalankan bisnis/usaha (jaga-jaga amit2 ya kalau nanti usahanya pailit harta bersama gak akan ludes semua kesita).


3. Ekonomi Rumah Tangga
dibawakan oleh Bp. Ir. Andreas Hartono, CHT, CI, CFP
Gak perlu dijelaskan pekerjaan Beliau ini apa ya karena udah jelas terlihat dari gelarnya :)
Jujur para peserta KPP udah mulai loyo dijam-jam ini tapi karena pembicaranya juga semangat (apalagi yang dibahas menyangkut duit) pesertanya juga mendadak ikutan semangat nih hihihi... Intinya disini kita diajak untuk Financial Check Up, lalu menganalisis keadaan keuangan kita. Apakah kelebihan uang atau kekurangan uang?

Kita juga diajak untuk mengubah mindset kita soal uang dan keuangan dalam rumah tangga, dimana yang paling penting yang harus kita lakukan adalah bersyukur dan jangan lupa memberi (beramal), suami-istri berkewajiban mengelola keuangan bersama, jangan beli besi (maksudnya jangan beli barang yang nilainya tidak akan bertambah di masa mendatang, kayak gadget dan kendaraan - nilainya akan semakin menyusut), belajar untuk menunda kesenangan dan prioritaskan kebutuhan (bukan keinginan), dan terakhir buat uang mengejar anda!

Yang penting nih, jangan sampai keluarga kita gak punya dana darurat loh. Besarnya dana darurat untuk pasutri yang baru menikah dan sama-sama bekerja (karyawan maksudnya) adalah minimal sebesar 2 kali pengeluaran rutin perbulan. Jika salah satu diantaranya adalah wiraswasta/ pengusaha minimal harus punya dana darurat 6-12 kali dari pengeluaran rutin perbulan dan disarankan dana darurat ini disimpan dalam bentuk tabungan.

Membahas hutang juga gak kalah menarik nih, menurut si Bapak, hutang yang saat ini boleh kita ambil yaitu KPR (hutang produktif karena nilai investasinya meningkat melebihi tingkat suku bunga KPR yang kita bayarkan) dan hutang kredit kendaraat (hutang bisnis, yang digunakan untuk mendukung kegiataan kita agar mendapatkan hasil terbaik). Selain itu, hutang apapun sebaiknya dihindari. 


Minggu, 14 Februari 2016

4. Pendidikan Iman Anak
    dibawakan oleh Ibu Juliana Muniarti - Psikolog & Wakil Rektor Univ. Atmajaya
Dalam janji perkawinan, sebagai orang Katolik, kita berjanji untuk menjadi Ibu dan Bapak yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada kita dan bersedia mendidik mereka menjadi orang Katolik sejati. Jadi disini jelas disebutkan bahwa tanggung jawab pendidikan iman anak adalah ditangan orang tua, yaitu kita (gue dan L juga maksudnya).
Disini, Ibu Muni menyebutkan bahwa tantangan kita sebagai orang tua dewasa ini sangatlah berat jika dibandingkan dengan tantangan orang tua pada masa lalu. Tapi ada kunci yang harus kita ajarkan kepada anak-anak yaitui: Membuka Hati dan Pikiran kepada Tuhan. Untuk mengatasi tantangan yang ada kita sendiri (orang tua) haruslah menjadi model yang baik bagi anak-anak, harus bersikap konsisten terhadap anak (misalnya: kita suruh anak tidur jam 9, tapi kita sendiri jam 9 masih nonton TV - nah kalau suruh anak tidur tepat waktu, kita juga harus ikutan), dan yang terakhir walaupun kita dihadapkan pada realita kejam bahwa orang tua bekerja (khususnya working mom) kita harus ingat yang terpenting adalah kualitas relasi bukan kuantias.

Aula St. Ambrosius yang dipergunakan untuk kegiatan KPP Angkatan XXXIX 13-14 Feb 2016 (dokumentasi pribadi).

5. Komunikasi Suami - Istri
    dibawakan oleh Bp. Kamil Inglan - CEO Tyas Militya Study, Trainer & Motivator
Sesi ini bisa dibilang paling banyak gerak dan ketawa deh. Gimana enggak, pembicaranya banyak sekali menyisipkan games seru yang melibatkan para peserta. Gak banyak yang gue catat mengenai topik kali ini. Tapi pada dasarnya agar tercipta komunikasi yang baik antara suami dan istri, kita harus terlebih dahulu belajar mengenai perbedaan antara pria dan wanita ^_^
Bedanya Pria dan Wanita:
Pertama, 90% isi otak laki-laki adalah Sex dan isi otak wanita adalah kata-kata. Yang mengejutkan nih ternyata dalam satu hari seorang wanita harus mengeluarkan 1500 kata loh, gak heran ya!
Kedua, Wanita akan merasa hidupnya optimal jika dirinya dicintai dan Pria akan merasa hidupnya optimal jika dirinya dipercayai. 


6. Seksualitas Dalam Perkawinan Katolik
    dibawakan oleh Ibu Evodia Suwadi - Dosen & Pelayan di Bidang Kesehatan
Pertama-tama para peserta diminta menuliskan disebuah post-it satu kata "akar" yang kuat dari perkawinan itu apa saja? dan yang kedua peserta diminta menuliskan "buah" dari perkawinan. Semua pemikiran peserta di rangkum oleh Ibu Evo. Akar dari sebuah perkawinan adalah kasih, kepercayaan, toleransi, rasa syukur, sex yang baik, dll sedangkan buah dari perkawinan diantaranya adalah keluarga bahagia, sejahtera, langgeng, dan bayi yang lucu ^___^ 
Juga dibahas dan disampaikan juga melalui video dan gambar-gambar mengenai pertumbuhan embrio, bayi yang lahir baik dan cacat, makna dan fungsi seksualitas (yaitu sebagai pemersatu suami istri, mendapatkan keturunan, dan fungsi penyelamatan), dijelaskan juga kurun reproduksi yang sehat yaitu pada usia 20-35 tahun, resiko-resiko jika reproduksi terlalu muda/tua/remaja. Tidak lupa juga dijelaskan mengenai Keluarga Berencana dan pandangan gereja terhadap KB, serta metode KB Alami (karena gereja tidak mendukung KB buatan).


7. Spiritualitas Perkawinan Katolik
    dibawakan oleh Bp. Dominikus - Anggota Seksi Kerasulan Keluarga St. Monika 
Ini merupakan sesi terakhir, tapi tentu saja bukan penutup hihihi... Pak Domi ini menemai para peserta KPP dari hari pertama loh dan baru dapat kesempatan tampil jadi pembicara malah disesi terakhir. Pada topik ini, Pak Domi menjelaskan berbagai macam hal mengenai 4 dasar perkawinan katolik (yaitu sebagai persekutuan hidup, persetujuan bebas, cinta kasih, dan tujuan), lalu ciri-ciri dari perkawinan katolik (yaitu tidak terceraikan dan terbuka bagi keturunan), tujuan dari perkawinan katolik (yaitu untuk kebaikan suami-istri, kelahiran dan pendidikan anak, serta untuk perkembangan gereja dan masyarakat). Selain itu kita juga bertanggung jawab untuk dapat berbuah baik, menjadi terang dan garam dunia.
Inti dari Spiritualitas Perkawinan Katolik adalah Tuhan yang memanggil kita untuk hidup berkeluarga, Tuhan yang menemukan pasangan hidup kita, Tuhan hadir dalam suka dan duka dalam hidup kita, serta apa yang kita alami dalam hidup berkeluarga pasti ada maksud dan tujuan tertentu. Singkatnya Tuhan adalah Sutradara dalam hidup kita. 


Setelah melewati tujuh sesi ini, kita masuk kedalam sesi REFLEKSI, lalu kita diberikan tiga questionnaire mengenai keuangan, hubungan dengan mertua dan ipar, serta seksualitas. Setelah itu kita (pasangan) diminta merumuskan KOMITMEN hidup berkeluarga kami seperti apa.

Lalu kegiatan KPP hari itu ditutup dengan misa (bukan misa gabungan dengan umat lain ya, tapi ini misa khusus peserta KPP saja) dan pembagian sertifikat dan buku. Syukur kepada Allah!

Sertifikat KPP dan Buku pendamping.
Kami (gue dan L) jujur merasa KPP ini penting banget untuk diikuti oleh semua pasangan yang akan menikah dan membina keluarga. Kami mendapatkan pemahaman-pemahaman baru yang sebelumnya gak pernah kami ketahui, priceless! Nah, sekarang satu tahap sudah kami lewati berikutnya adalah mengajukan permohonan pelayanan Kanonik. Banyak syarat yang harus dipersiapkan, detailnya nanti ditulis terpisah ya. God Bless Us.

Sumber: santamaria.or.id

10 comments:

  1. lengkap yaa ci..
    menurut gw juga katekisasi penting ci. dulu gw namanya katekisasi pranikah dehmkaya nya *lupa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya penting ya teng untuk bekal calon pasangan pengantin ya.

      Delete
  2. Wuiss mantap detail bgt ilmu yg di dpt per sesinya bs dirangkum gt.. walaupun tempat dan pembicaranya beda2 tp topiknya selalu sama yah dan intinya juga sama.. hihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kalau topik kayaknya udah standar baku harus dibawakan seperti itu deh. Btw, gue nulis ini supaya nanti inget pernah KPP dan yang dulu disampaikan apa aja hehehe... maklum otak manusia ada batasnya dan catat dibuku pun bisa hilang hehehe

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Wah bisa tau yel-yel angkatan 39 nih? Jangan-jangan KPP bareng hahaha

      Delete
    2. Lah emank kpp bareng kok berbagi yak biar gak lupa seru nya kpp

      Delete
  5. Sudah dpt jadwal kanonik /penyelidikan nya gt ....mo tanya dunk yg di Tanya apa ja mengenai apa.....gt.....setelah kpp kan perbaharuin surat babtis liber lanjut kanonik ....di jadwal kpn tuh

    ReplyDelete
  6. Ka apa syarat mengikuti KPP itu harus datang bersama pasangannya? Apa jika Kita belum memiliki calon istri boleh kah Kita mengikuti KPP ini?

    ReplyDelete

For Sale: Barang2 Sisaan Wedding dulu

Setelah sekian lama gak nulis apa-apa, tiba-tiba nulis dengan maksud jualan :D Gw ada beberapa barang yang mungkin saja kalian perlu. Ta...