DISCLAIMER!!!!
Everything written based on my experience on that time. Please be smart, okay?
Tulisan dibawah ini dibuat pada bulan SEPTEMBER 2016. Kalau ternyata faktanya di lapangan sekarang ada perubahan informasi, regulasi, dll, tulisan ini tidak ada updatenya. Coba cari bahan bacaan lain yang lebih update ya.
* * *
Akhirnya gue punya paspor, yey!
Kebetulan memang waktunya tepat (baca: bisa cuti) jadi gue pergunakan aja untuk buat paspor. Tentu sebelumnya, gue sempatkan dulu baca-baca review teman-teman blogger yang pernah buat/ perpanjang paspor, khususnya tahun ini dan lokasinya di Unit Layanan Paspor (ULP) Tangerang Selatan, yang kantornya berada di Ruko Golden Boulevard - BSD City.
Kenapa milih di ULP Tangsel?
Karena dekat dari rumah dan kantor, walaupun pengajuan buat paspor baru/ perpanjangan hanya dapat dilakukan dengan cara datang langsung ke kantor ULP, alias belum bisa online, tetap saja perkiraan awal gue (dan terbukti tepat pada akhirnya) lebih hemat waktu dan tenaga.
Jadi apa aja dokumen yang perlu dipersiapkan?
- KTP asli & fotokopi 1 lembar
- Akta lahir asli & fotokopi 1 lembar
- KK asli & fotokopi 1 lembar
- Ijazah asli & fotokopi 1 lembar
- Akta perkawinan asli & fotokopi 1 lembar ***
- Surat keterangan dari kantor tempat bekerja ****
- Materai Rp 6.000,- 1 lembar (kalau perpanjang paspor, tidak memerlukan materai)
- Pulpen HITAM (dan lem, buat nempel materai)
*** Gue apply paspor dengan status single karena belum urus KTP & KK sendiri. Jadi otomatis, gue gak melampirkan akta perkawinan. Mungkin ada gak yang tetap lampirin akta, walaupun belum urus KTP & KK sendiri? share donk...
**** Kebetulan, waktu interview gue ditanya kerja dimana? Gue jawablah di perusahaan ini, eh disuruh lampirin surat keterangan dari kantor masa. Jadi pas ambil paspor, gue harus sekalian serahin surat tsb.
***** Semua berkas di fotokopi di kertas A4. Di ULP Tangsel, biaya fotokopi Rp 1.000/lembar & Materai Rp 10.000,- per pc. Lebih hemat kalau disiapkan dari rumah toh? Setelah berkas komplit, masukan ke map/amplop, gak usah yang bagus-bagus karena nantinya kita dikasih map sama pihak sana.
Selanjutnya, gue datang ke ULP pagi hari, tepatnya pukul 07.30 (kantor buka officially jam 08.00) dan udah rame aja donk. Langsung deh kita diminta baris diluar ruko sama Bapak sekuriti, sebagian yang antri duluan malah udah dikasih form untuk diisi. Pas gue minta formnya, bapake bilang nanti ambil didalam aja, sudah mau dibuka kok pintu kantornya.
Dan, pas masuk kedalam untuk ambil nomor antrian, gue dapat nomor urut 335 (whattt..., awalnya kaget gitu, tapi pas lihat buku hadir, ternyata nomor urut gue 35 aja, bukan tiga ratus tiga puluh lima, bikin syok aje!). Setelah ambil nomor antrian, ambil juga formulir biodata & form surat pernyataan, untuk diisi. Surat pernyataannya ada dua versi, yaitu untuk mengajukan untuk diri sendiri & pernyataan orang tua (khusus pengajuan paspor anak kecil). Kalau ada yang gak paham waktu ngisi formnya, jangan sungkan tanya petugas, atau kayak gue ikut misuh-misuh sama ibu-ibu kanan-kiri sesama pendaftar juga hahaha...
|
Suasana di dalam Kantor Imigrasi - ULP Tangsel. |
* FYI, khusus untuk lansia, Ibu hamil, dan anak kecil ada nomor antrian khusus, sehingga tidak perlu mengantri lama.
Tepat pukul 08.00, mulai dilakukan verifikasi (pengecekan) kelengkapan data oleh petugas. Kalau data kita lengkap, paling cuma butuh waktu 2-3 menit, setelahnya kita diminta langsung ke lantai 2 untuk antri wawancara sekaligus pengambilan sidik jari & foto paspor. Di kasus gue, waktu antri untuk verifikasi data kurleb makan waktu 55 menit dan antri untuk wawancara & foto kurleb makan waktu 1 jam 20 menitan. Wawancaranya sendiri pun gak lama cuma ditanya bikin paspor untuk apa? dan mau kemana. Abis itu, kita difoto & scan sidik jarinya. Setelah selesai, kita akan diberikan selembar kertas ber-barcode yang disebut Bukti Pengantar Pembayaran. Sayangnya, gue harus menunggu 15 menit lagi untuk mendapatkan kertas tsb karena saat itu jaringannya lagi lemot.
|
Nomor antrian gue dan Map berisi berkas yang sudah diverifikasi petugas. |
|
Loket untuk wawancara, cuma ada dua loket yang beroperasi. |
Ada kabar baik nih,
Sekarang mau bayar biaya buat/perpanjang paspor gak cuma bisa disatu bank aja, tapi bisa dibanyak bank (lihat daftarnya pada foto dibawah ini ya) dan asyiknya lagi pembayarannya real-time alias ketika kita uda dapat kertas barcodenya, kita bisa langsung ke bank untuk bayar, gak perlu nunggu sampai sore atau besokannya. Two thumbs up deh buat peningkatan layanannya!
|
Daftar nama bank yang melayani pembayaran paspor. |
Gue sendiri milih bayar di Bank Sinarmas yang masih dalam satu komplek ruko sama ULP. Bukti pembayarannya disimpan ya buat nanti ambil paspor 3 hari lagi.
|
Foto yang atas itu Bukti Pengantar Pembayaran yang kita dapat dari Kanim.
Sedangkan foto yang bawah itu adalah bukti bayar gue di Bank Sinarmas.
Total biaya untuk buat paspor baru total sebesar Rp 355.000,- |
Karena gue bikin paspornya Senin, paspornya baru bisa diambil hari Kamis. Tapi gue baru ambil hari Jumatnya sekitar jam 1an, kena nunggu 1/2 jam karena petugas masih istirahat. Sama Pak Sekuriti bukti bayar kita diminta ditaruh aja diloket. Cepet kok, gak lama nama gue dipanggil dan dikasih paspornya. Sebelum kita bawa pulang paspornya, Bapak Petugasnya minta kita fotokopi 1 lembar buat arsip mereka.
|
Loket pengambilan paspor dan suasana Kanim yang masih sepi karena masih jam istirahat.
Foto kanan bawah itu, perbandingan buku paspor lama (kiri) dan paspor baru (kanan), warna sampulnya sekarang beda dan lebih bagus isi dalamnya. |
Kesimpulannya, buat paspor sendiri mudah kok, gak perlu bantuan biro jasa atau calo, bisa kita lakukan sendiri. Yang terpenting kita siapkan secara lengkap semua dokumen yang diperlukan, dijamin lancar jaya, gak dipersulit. Selamat mencoba...!!! ^^