Menjelang pergantian tahun dari 2016 ke 2017, gue sengaja bikin travel bucket list *cieh gayanya hahaha... Dari tiga tempat yang gue tulis, Lombok masuk ke urutan terakhir dengan embel-embel, mau pergi kalau dapat tiket murah hihi... Ironi ya, pergi ke wilayah lain di negara sendiri kadang ongkosnya bisa lebih mayan mahal daripada pergi keluar negeri yang dekat-dekat. Tapi dasar memang rejeki kita perginya ke destinasi lokal dulu, jadilah kita berangkat ke Lombok dengan gembira #hausliburan.
Hari Pertama & Kedua : Gili Trawangan
Kalau sesuai rencana awal, harusnya setibanya di Lombok, kami akan melewati satu malam di Senggigi tapi karena reschedule flight oleh maskapai, kami yang harusnya berangkat Rabu pagi jadi mundur satu hari di Kamis pagi. Apa boleh buat, show must go on, kan? Jadilah rencana kami diubah, ke Senggiginya di hari terakhir. Hari pertama dan kedua akan kami habiskan di Gili Trawangan karena sudah kadung booking hotel.
Untuk mencapai Gili Trawangan, kami naik fastboat dari Pantai Kecinan dengan tarif return Rp 600k. Awalnya kami mau naik public boat dari Pelabuhan Bangsal aja tapi berubah pikiran setelah habis ngobrol-ngobrol dengan supir taksi yang mau mengantarkan kami ke Pelabuhan. Yep, ada harga ada rupa ya, dengan harga lebih mahal yang kami bayarkan, kami gak perlu jauh-jauh ke Bangsal, juga gak perlu nunggu kapal penuh, dan yang terpenting naik kapalnya baru sekejap udah sampai (kurang lebih 10 menit, dan memang kalau mau nyebrang ke Gili paling dekat dari Kecinan ini, tinggal lurus aja kapalnya).
Di Gili Trawangan, kami menginap di Cotton Tree Cottages. Penginapan bergaya rice barn yang unik milik orang Italia. Kami juga sewa sepeda disini seharga Rp 35k/hari untuk berkeliling selama di Gili Trawangan. Apa yang kami lakukan di Gili? Jalan-jalan, makan, ke pantai, bersepeda, berenang, and repeat. Buat kami yang gak terlalu suka party, ternyata memang membosankan sih lama-lama di Gili T muahaha, tapi kami gak menyesal sama sekali kok, senang malah bisa sepedaan hihi.
|
Hari pertama di Gili - jalan kaki di sore hari (1).
|
|
Bersepeda di Gili Trawangan - hari kedua. |
|
Istirahat sebentar sambil hunting foto. |
|
Kalau siang pinggir pantai ini sepi banget, tapi kalau malam, gak usah ditanya, disulap jadi tempat party. |
|
Berfoto di ayunan fenomenal Ombak Sunset. |
|
Cuaca saat bersepeda galau abis, mulai dari terik banget, mendung, sampai berangin. Pas foto ini lagi panas-panasnya. |
|
Ditutup dengan Gili Gelato. |
Hari Ketiga: Kuta - Lombok
Selepas dari Gili Trawangan (tanpa mencoba aktivitas snorkelingnya), kami bertolak ke daerah Kuta dengan menyewa mobil - self driving. Kami menginap di Airy Raya Pantai Kuta yang cukup baik pelayanannya. Karena seharian hujan terus, kami gak bergerilya kesana-kesini, cuma sempat mampir ke Pantai Kuta saja yang ternyata cuma 5 menit nyetir dari hotel kami. Akhirnya gue gak penasaran lagi sama keunikan pantai dengan pasir merica ini hihi, tapi ada sebelnya yaitu sama Ibu-ibu yang jual souvenir kain gitu kelewat agresif dan maksa.
Hari ketiga kami di Kuta, ditutup dengan makan malam enak di restoran hotel. Kami pesan ayam bakar betutu yang yummy!
|
Kolam renang di Airy Raya Pantai Kuta.
|
|
Kamar kami untuk satu malam di Kuta. |
|
Pernak-pernik biru khas Airy.
|
|
Restoran tempat kami sarapan dan makan malam.
|
|
Ayam bakar betutu + plecing kangkung (dibawah si ayam), dan nasi putih untuk makan malam kami. |
|
Sarapan: nasi goreng dan telur goreng. |
|
Pantai Kuta dan langit mendung. |
|
Pantai Kuta. |
|
Menggalau di Pantai Kuta.
|
|
Pasir berbentuk butiran lada/ merica. |
Hari Keempat: Pantai Mawun, Selong Belanak, Tanjung Aan & Bukit Merese.
Setelah check out dari Airy, kami sempat nanya ke staf hotel, enaknya ke Pantai Mawun dulu apa ke Tanjung Aan? Kalau gue lihat di maps, jarak dan waktu tempuhnya hampir sama. Cuma, staf hotel lebih mereferensikan ke Pantai Mawun dulu. Yaudah mari berangkat...!
Perjalanan lanjut lagi ke Pantai Selong Belanak, yang berjarak kurang lebih 10km dari Mawun. Dan lucky us, sampai sana hujannya berenti jadi kami bisa menikmati pantai cantik ini dengan leluasa. Sejauh ini, Selong Belanak adalah pantai favorit gue dan L selama di Lombok, crowdnya pas, gak rame kayak di Kuta atau terlalu sepi kaya di Mawun. Yang paling penting, disini gak ada ibu-ibu tukang suvenir yang maksa jualannya hihi... Kalau soal keindahan, gak usah ditanya ya, pantai disini khususnya di selatan Lombok semuanya cakep, bersih, indah.
|
Perjalanan menuju Selong Belanak.
|
|
Pantai Selong Belanak.
|
|
Mendung lagi, mendung lagi...
|
|
Ombak di Selong Belanak gak terlalu tinggi, cocok untuk pemula yang mau belajar surfing. |
Dari Selong Belanak, kami kembali melewati Pantai Kuta untuk menuju ke Tanjung Aan. Sebenarnya gue gak kepingin ke Pantai Tanjung Aan. Masa pantai lagi pantai lagi, walaupun pantainya cakep-cakep, tapi overdosis juga ye kalau sehari ketiga pantai. Yauda, kita cukup menikmati keindahan Tanjung Aan dari atas Bukit Merese. View dari Bukit Merese ini benar-benar mempesona dan kayaknya semua pantai, tebing, yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memang punya kelebihan tersendiri deh. Rasanya kalau gak ingat kalau kita musti balik ke Senggigi sebelum sore, gue mau di Bukit Merese aja nungguin matahari terbenam hahaha.
|
Mendaki bukit Merese.
|
|
The view... |
|
Pantai tersembunyi, mau menuju kesana harus turun dari bukit dulu.
|
|
Berfoto bersama satu-satunya pohon di Bukit Merese.
|
|
Gue cuma bisa bilang wow, wow, wow!!!
|
|
Pantai Tanjung Aan dari ketinggian. |
Dari Tanjung Aan - Bukit Merese, kita ke arah Senggigi. Sebelum check in, kita mampir makan siang dulu di restoran ayam taliwang. Setelah kenyang, baru deh kita check in di
The Semeton Homestay. Di penginapan kita yang terakhir ini, gue dan L berasa banget kayak pulang ke rumah Om & Tante kami sendiri, sambutannya hangat banget. Kami ngobrolin apa saja sama Om & Tante Oka, mulai dari pariwisata Lombok, politik, sampai isu-isu paling hangat. Gue bahkan menolak keluar buat jalan-jalan disekitaran Senggigi karena udah ngerasa betah banget di homestay, tapi akhirnya keluar juga sih buat beli oleh-oleh.
|
The Semeton Homestay - Senggigi |
|
Suasana asri serasa di rumah sendiri :p |
|
Homestay ini hanya memiliki total 8 kamar, kami dapat kamar nomor 7 (yang ditengah foto). |
|
Sehabis turun hujan. |
Hari Kelima: Pulang.....!!!!!
Setelah sarapan, gue dan L pamit ke Om & Tante Oka untuk pulang ke Jakarta. Kita nunggu bus Damri dari depan gang homestay tapi akhirnya berujung naik taksi juga karena busnya gak muncul-muncul. Ohya, airport Praya ini jauhnya lumayan dari Senggigi cuma karena disana bebas macet aja jadinya enak mau kemana-mana bebas hambatan. Penerbangan pulang kami delay satu jam, uh, unyel-unyel juga nih si singa, kebiasaan banget deh! Dan gak cuma jurusan Jakarta aja yang delay, semua jurusan delay. Phewww...
Nah, demikian Lombok Trip 5D4N versi gue dan L. Kami senang banget akhirnya bisa berlibur kesana hihihi, semoga lain kesempatan bisa ke Lombok lagi ya, kami penasaran sama daerah-daerah kaki Gunung Rinjani :))